Debat Capres Ketiga Kembali Jadi Trending Topik

JAKARTA, TRIBUNEKOMPAS.
By: Bayu.

-Debat calon presiden ketiga kalinya berhasil menjadi trending topik di twitter lagi. Debat bertemakan 'Politik Internasional dan Ketahanan Nasional' ini menuai banyak tanggapan mengenai apa yang disampaikan kedua capres.

"Setelah Prabowo ketahuan menolak cipika-cipiki Jokowi, mungkinkah pada #DebatCapres3 Prabowo langsung inisiatif cium bibir?," cuit akun twitter @MemblebinDower, Ahad, 22 Juni 2014.

Debat ini dipandu oleh moderator Hikmahanto Juwana, dilaksanakan di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta. "DebatCapres3 moderator feel sleppy #keepstrong," kata @Evita9488.

"DebatCapres3 bagaimana menjelaskan ke dunia internasional tentang pelanggaran HAM di Indonesia @pak_JK," tulis ‏@Noegroh08541520.

"Bukannya dilarang menjual bahan mentah ke luar itu sudah ada undang-undangnya? Jadi siapapun presidennya, enggak akan Bochor, bochor #DebatCapres3," cuit ‏@IMRiqo.

"Debatcapres3 rakyat enggak usah capek-capek ikut berdebat cukuplah Tuhan, kita sendiri dan bilik suara yang tahu pilihan kita," tulis ‏@wenysyaf.

Debat malam ini bertemakan politik internasional dan ketahanan nasional. Debat kali ini dibagi menjadi enam sesi. Pertama, moderator memberikan kesempatan pada dua capres untuk menyampaikan visi dan misi selama empat menit. Sesi kedua, merupakan sesi penajaman visi misi selama tiga menit.

Pada sesi ketiga, moderator akan memberikan pertanyaan di mana kedua capres harus menjawab selama tiga menit. Pada sesi keempat dan kelima, kedua capres bisa mengajukan pertanyaan dan tanggapan. Sesi keenam, kedua capres diberikan kesempatan untuk memberikan pernyataan penutup.

Jokowi Disukai Pemilih Jawa, Prabowo Pemilih Sunda

JAKARTA, TRIBUNEKOMPAS.
By: Bayu.

-Peneliti lembaga survei Indo Barometer, M Qodari mengatakan dukungan terhadap pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dari kelompok masyarakat Jawa masih kuat. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 28 Mei- 4 Juni lalu, Jokowi-JK meraup 60 persen suara etnis Jawa.

"Suara pemilih dengan etnis Jawa sangat menentukan hasil pilpres nanti," kata Qodari dalam rilis survei "Aspirasi Publik tentang Capres, dan Cawapres" di restoran Rarampa, Selasa, 17 Juni 2014.

Menurut Qodari berdasarkan data Badan Pusat Statistik etnis Jawa Jawa menguasai 40,7 suara nasional. Masyarakat dengan etnis Jawa tak hanya berada di pulau Jawa tetapi juga tersebar di beberapa pulau seperti Sumatera dan Kalimantan. Di etnis Jawa pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya meraup 31,4 persen suara.

Namun kondisi terbalik terjadi pada pemilih dengan latar belakang etnis Sunda. Pasangan Prabowo-Hatta lebih mendominasi suara etnis Sunda dengan 44,7 persen. Sedangkan Jokowi-JK hanya meraup 39,1 persen suara. Secara nasional suara etnis Sunda menempati 16,4 persen suara nasional.

Qodari menilai, tingginya suara Prabowo-Hatta di kelompok etnis Sunda adalah faktor mesin partai. Beberapa partai koalisi pendukung Prabowo-Hatta dinilai memiliki basis massa yang kuat di Jawa Barat seperti Partai Keadilan Sejahtera, Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan.

Berdasarkan sebaran pulau, Qodari mengatakan pasangan Jokowi-JK mendominasi suara pemilih di Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa. Jokowi-JK meraup 55,4 persen suara masyarakat di pulau Jawa dan 42,7 persen suara pemilih di luar Jawa. Sedangkan Prabowo-Hatta meraup 33,8 persen suara masyarakat Jawa dan 40 persen suara pemilih luar jawa.

Jokowi Fokus Benahi Sistem, Bukan Anggaran

JAKARTA, TRIBUNEKOMPAS.
By: Alex.

-Calon presiden dari poros koalisi PDI Perjuangan, Joko Widodo, mengatakan masalah kemiskinan bisa diatasi dengan pembenahan sistem, bukan hanya pemberian anggaran. Menurut dia, program nyata untuk mengatasi kemiskinan adalah program Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar.

Untuk masalah kemiskinan, Jokowi mengatakan Indonesia harus berani memberikan program khusus bagi masyarakat.  Oleh karena itu, ia beralasan selalu berkonsentrasi pada pendidikan dan kesehatan. "Kita akan berikan Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat. Ini sistem yang dibangun, bukan hanya anggaran saja," katanya saat debat capres di Hotel Gran Melia, Ahad, 15 Juni 2014.

Mengenai tenaga kerja, Jokowi menilai investasi sangat penting, maka investasi harus didorong ke daerah-daerah terutama provinsi dengan tingkat kemiskinan besar. Investasi, kata dia, tidak  terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera. Selain itu, pembangunan infrastruktur juga harus ditingkatkan di daerah terpencil. "Jadi, pembangunan infrastuktur tidak hanya terpusat di daerah tertentu dan pada akhirnya bisa menarik tenaga kerja," katanya.

Terkait upah, Jokowi mengatakan kebijakannya pro terhadap pengupahan buruh. Ia mengklaim gubernur pertama yang menaikkan upah buruh hingga 44 persen.  Itu terjadi  saat dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta. "Saya diprotes pengusaha tapi saya tetap menaikkan," katanya.

Debat kali ini merupakan debat yang kedua dengan tema Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial. Debat capres kali ini terdiri dari enam sesi. Pada sesi pertama, kedua kandidat akan menyampaikan visi dan misi dalam waktu 4,5 menit, didahului capres nomor urut dua.

Pada sesi kedua, moderator mengajukan pertanyaan untuk pendalaman visi dan nisi. Pada sesi ketiga, moderator akan mengajukan pertanyaan soal pembangunan ekonomi dan kesejateraan sosial.

Pada sesi keempat dan kelima, masing-masing kandidat boleh saling bertanya dengan durasi lebih panjang dibandingkan debat pertama. Sesi empat terdiri dari empat menit untuk mengajukan tiga pertanyaan sementara pada sesi lima, kedua kandidat diberikan waktu 28 menit untuk mengajukan dua pertanyaan dan tanggapan atas jawaban lawan. Sesi keenam merupakan sesi penutup.

Pantau Banjir, Jokowi Malah Diminta Jadi Presiden

JAKARTA, TRIBUNEKOMPAS.
By: Alex.

-Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengejutkan warga sekitar Pintu Air Manggarai pada Minggu malam, 12-01-2014. Sekitar pukul 23.30, pria yang akrab disapa Jokowi ini tiba-tiba datang menggunakan mobil dinasnya, Kijang Innova hitam dikawal sebuah motor voorijder Dinas Perhubungan. Begitu tiba, dia langsung turun dan berjalan menuju pinggir sungai di Pintu Air.

Adi Widodo (38) penanggung jawab Pintu Air Manggarai yang terkejut melihat DKI 1 blusukan ke tempatnya bekerja langsung menyampaikan laporan kepada Jokowi. "Sekarang masih siaga 2 pak, ketinggian terpantau 860 sentimeter," katanya. "Diperkirakan tengah malam nanti air dari Bogor sampai, kami juga terus memantau kondisi di Depok dan Katulampa," katanya.

"Ya pantau terus, mudah-mudahan airnya tidak semakin tinggi," ujar Jokowi. Setelah 15 menit meninjau pintu air, Jokowi kembali melanjutkan perjalanan. Sebelum meninggalkan lokasi, warga yang memperhatikan langsung menghampiri. Sekitar 10 orang warga mengerubuti meminta salaman. "Pak salaman dong" kata Rumyati (49), seorang pemulung yang biasa mengais sisa-sisa sampah yang menyangkut di pintu air. Jokowi pun menyalami para warga.

Kedatangan Jokowi juga mengejutkan Udin (66), yang sehari-harinya memulung sampah di Pintu Air Manggarai.  Usai bersalaman dengan Jokowi, pria asal Jawa Tengah itu berkata "Pak Jokowi jadi presiden saja, biar Indonesia keurus semua," tuturnya kepada sang gubernur yang hendak memasuki mobil.

Mendengar ucapan itu, Jokowi yang tidak banyak berkomentar pada malam hanya melambaikan tangan dan tersenyum sambil berkata, "Ya... ya.. jalan dulu ya." Para warga yang bersalaman dengan Jokowi pun tampak sumringah. "Memang dia bagus jadi presiden, ini baru banjir sedikit saja dia langsung turun, bagus kan," kata Udin.

Sejak Sabtu dan sepanjang Minggu kemarin, sebagian besar wilayah Jakarta memang diguyur hujan. Hal ini membuat debit air di sejumlah sungai yang melintasi Jakarta seperti Ciliwung dan Pesanggrahan meningkat, sehingga beberapa lokasi terendam banjir. Jokowi mengaku baru sempat meninjau lokasi banjir pada malam hari. "Iya nih habis dari Karet dan Latuharhary, habis ini mau ke tempat pengungsi di Kampung Melayu."

Sigi: Diantara Calon Presiden Tua, Prabowo Juara

JAKARTA, TRIBUNEKOMPAS.
By: Bayu.

-Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menduduki peringkat teratas sebagai calon presiden yang paling dipilih menurut sigi Political Weather Station (PWS). Prabowo meraup 16,7 persen suara dari 1.070 responden, mengalahkan Megawati Soekarnoputri (12,5 persen) dan Aburizal Bakrie (10,9 persen).

"Mereka itu figur capres generasi tua," kata periset PWS Imam Faisal dalam konferensi persnya di Jakarta, Ahad, 27 Oktober 2013. Prabowo, kata Imam, paling dipilih di antara calon presiden yang merupakan ketua umum atau ketua dewan pembina 11 partai yang ikut Pemilu 2014.

Dalam siginya, PWS mengaku mengajukan pertanyaan tertutup kepada responden untuk memilih nama-nama seperti Prabowo, Megawati, Aburizal, Jusuf Kalla, Wiranto, Surya Paloh, Yusril Ihza Mahendra, sampai Sutiyoso. "Mereka figur capres yang sudah muncul sejak Pemilu 1999 sampai sekarang dan 2014 mendatang," kata Imam.

Ke nama Jokowi? Menurut Imam, Gubernur DKI Joko Widodo memang tidak tercantum dalam sigi. Hal ini karena dalam survei dilakukan pengelompokan tokoh yang relevan dengan fenomena politik pencapresan Indonesia saat ini. Pencapresan hanya didominasi oleh mereka yang menduduki ketua umum atau ketua dewan pembina di partainya. "Makanya tak ada nama Joko Widodo, Dahlan Iskan, atau yang lainnya," kata Imam.

Lembaga yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur itu, kata Imam, menyelenggarakan sigin pada 21 September - 24 Oktober 2013. Respondenya sebanyak 1.070 calon pemilih dari 32 provinsi yang diambil lewat teknik multistage random sampling.

Imam mengatakan, level of confidence siginya 95 persen. Dengan margin of error plus minus 3 persen, hasil sigi PSW diklaim bisa dipercaya. Para periset PWS disebut meyigi dengan metode wawancara langsung dengan panduan kuosioner. Selain wawancara tatap muka, PWS juga mengaku menelepon responden untuk mengecek jawaban wawancara.

Namun, selain mengajukan pertanyaan tertutup, PWS juga mengajukan pertanyaan semi-terbuka. Dalam metode itu, PWS mengajukan siapa capres yang akan dipilih berdasarkan tokoh muda dari masing-masing partai. Untuk kategori tokoh muda, Jokowi meraup 70 persen suara di PDI Perjuangan, atau paling tinggi di antara nama-nama dari partai lain yang muncul.